Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Lampung menggelar Haflatut Tasyakur santri akhir angkatan IX, Sabtu (14/6) bertepatan dengan 25 Dzulqo’dah 1444 H.
Haflatut Tasyakur adalah tanda telah selesainya masa belajar tiga tahun santri kelas 9 SMP di Pesantren Daqu Lampung.
Acara berlangsung khidmat dibuka dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an yang dibacakan oleh kelas 9 Muhammad Aufa Mubarok yang membacakan surah Surat Al-Hujurat ayat 13-14.
Acara berlanjut dengan sambutan dari komite sekolah sekaligus mewakili tokoh masyarakat desa Kota Agung, yaitu bapak Eko Supriyadi.
“Tentunya ini adalah moment yang sangat ditunggu oleh kalian dan juga orang tua kalian,” tutur beliau.
“Semoga apa yang selama ini kalian pelajari, apa yang kalian dapat dari pondok ini, bisa kalian terapkan dan bermanfaat untuk keluarga, agama, negara dan bangsa. Aamiin Ya Rabbal ‘aalamin,” lanjut beliau.
“Tetap berjuang untuk menuntut ilmu di manapun itu. Semoga kelak akan lahir pemimpin-pemimpin yang hafal qur’an,” sambung pesan dalam sambutan beliau tersebut.
Selanjutnya perwakilan dari wali santri kelas 9 pun ikut memberikan kesan dan pesan yang diwakili oleh Bapak Muhammad Ulinuhayani, MM.
Beliau adalah wali santri dari Muhammad Fatih Almas, salah satu santri akhir yang telah menyelesaikan Setoran Hafalan 30 Juz.
“Tak terasa 3 tahun lalu kami menitipkan putra-putra kami kepada pesantren kepada ustadz dan ustazah dengan penuh harap agar anak anak kami menjadi anak yang sholeh menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya. Alhamdulillah kami melihat banyak perubahan dari putra kami, yang dulunya tidak bisa membaca Al-Qur’an namun sekarang alhamdulillah bisa membaca dan bahkan bisa menegur kami ketika salah membaca Al- Qur’an. Sekarang jika lewat di depan yang lebih tua mereka menunduk tanda hormat kepada yang lebih tua,” kata beliau penuh haru.
“Terimakasih kami haturkan kepada seuluruh civitas Daarul Qur’an Lampung yang telah mendidik putra kami mengayomi putra kami. Semoga Daarul Qur’an Lampung tetap eksis di tengah bermunculan-nya pondok-pondok tahfizh dan rumah-rumah tahfizh,” lanjutnya.
Pengasuh Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Lampung, Ustadz Imron Rosyadi, S.Pd.I., juga memberikan pesan dan nasihat untuk seluruh santri akhir angkatan IX.
Beliau menyampaikan maaf jika dalam mendidik para santri di pondok banyak melakukan kesalahan. Tak lupa, Ustadz Imron juga mendoakan seluruh santri sukses dunia akhirat.
“Permohonan maaf dari kami untuk santri akhir angkatan IX dan seluruh wali santri sekalian apabila dalam mendidik putra putra bapak ibu sekalian terdapat kesalahan terdapat khilaf dari kami Ustadz, Ustadzah dan seluruh karyawan Pesantren tahfizh Daarul Qur’an Lampung,” tutur Ustadz Imron.
“Kami juga mohon doa agar Daarul Qur’an bisa terus maju dapat melahirkan penghafal-penghafal Al-Qur’an yang bisa menjadi pemimpin di masa depan,” lanjutnya penuh harap.
Tangis haru pecah di wajah wali santri kelas 9 yang mendengar dan menyaksikan putra-putra mereka menyanyikan lagu ayah ibu.
Keharuan serupa terpampang di wajah wisudawan yang tak kuasa menahan tangis mengingat perjuangan orang tua mereka dalam mmeberikian pendidikan terbaik di Pesantren Daqu Lampung.
Setelah selesai menyanyikan lagu, santri akhir turun dari panggung dan menyerahkan bunga mawar merah kepada orang tua tanda rasa sayang dan cinta kasih kepada kedua orang tua.