Kisah Perjuangan di Balik Megahnya Panggung WTN Daqu Ke-9

0
57

Setelah bersusah payah untuk lulus seleksi ketat, Kini saatnya untuk menikmati proses Wisuda Tahfizh Nasional (WTN).               

WTN Daarul Qur’an ke IX dilaksanakan pada Sabtu, 17 Juni 2023 di Pesantren Daqu Tangerang, Banten. Gelaran tahun ini diikuti 405 wisudawan dari kategori 3, 5, 10, 15, daan 30 juz.

Kegiatan tahunan ini diselenggarakan untuk mengapresiasi santri Daarul Qur’an maupun asatidz yang telah berjuang menghafal Al-Qur’an. Di balik usaha mereka terdapat berbagai cerita penuh perjuangan.

“Muroja’ah terus, setiap saat, sebelum dan setelah shalat, kapanpun dan dimanapun selalu muroja’ah.” ujar Zahid Muzakki, santri Shigor Putra, peserta WTN 30 juz.

Tentunya ada perasaan spesial karena usaha keras yang selama ini ditekuni berbuah manis.

“Alhamdulillah bisa ngebanggain orang tua, bisa dipilih Allah SWT buat ngejaga Al-Qur’an,” ucap syukur Abdulloh Kafabih, santri Daqu Banyuwangi, peserta WTN 30 juz.

Meskipun bisa menghafal Al-Qur’an dan mengikuti WTN merupakan suatu pencapaian, namun para penghafal Al-Qur’an tetap memiliki rencana untuk masa depan.

“Alhamdulillah sudah hafal 30 juz dan insyaallah aku mau lanjut kuliah di Mesir setelah lulus dari Daqu, mohon doanya ya,” kata Dianty Pratiwi, santriwati kelas 12 Pesantren Daqu Cikarang, peserta WTN 30 juz.

Selain kategori Tahfizh Al-Qur’an, WTN Daarul Qur’an juga memberikan ijazah sanad bacaan Alquran dan kaligrafi.

Tahun ini, penerima ijazah (mujaz) sanad bacaan Al-Qur’an diberikan pada 13 santri dengan rincian 5 mujaz riwayat Imam Hafzh ‘an Imam ‘Ashim, 7 mujaz riwayat Imam Syub’ah ‘an Imam ‘Ashim dan 1 mujaz riwayat keduanya.

Untuk sanad kaligrafi, diberikan pada 5 mujaz Khot Riq’ah serta 2 mujaz Khot Naskhi.

Para mujaz bacaan Al-Qur’an merupakan murid masyaikh yang tergabung dalam Markaz Mu’allimin Alquranul Karim Daarul Qur’an Pimpinan Syekh Dr. Zaid Ali Al Ghaily, ahlul Qur’an dari Lembaga Tahfizh Dunia.

Sementara itu, para mujaz kaligrafi merupakan murid dari Syekh Belaid Ghamidi, seorang mantan kaligrafer Kerajaan Maroko ternama dunia.

Ijazah sanad merupakan salah satu bentuk menjaga kemurnian Al-Qur’an di mana bacaan dan tulisan para mujaz dinilai berdasarkan yang dahulu Rasulullah SAW ajarkan.

Dengan begitu, para mujaz sanad Alquran dan Kaligrafi Daarul Qur’an tersambung ilmunya hingga baginda Rasul.

Penulis: Ibrahim Varkan, Santri Pesantren Daqu Tangerang, kelas 11