Islamic University College of Perlis (KUIPs) sebuah kampus yang berada di Negara bagian Perlis, Malaysia, menantang santri Daqu untuk melanjutkan kuliah di Kuips, tantangan tersebut terlontar saat kunjungan Rektor KUIPs, Dato Kaya Bakti Dr. Mohd Radzi Othman, ke Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an, Ketapang, Tangerang, Selasa (12/3).
Kedatangan Dato Kaya Bakti yang didampingi oleh beberapa staf pengajar KUIPs dalam bagian silaturahim sekaligus mengenalkan KUIPs kepada pelajar Indonesia. Ia menyatakan tahun ini ada kuota beasiswa untuk 30 pelajar Indonesia, mereka tidak hanya mendapatkan biaya pendidikan tetapi juga biaya hidup sekitar Rp1.000.000 setiap bulannya.
“Kami cinta dengan Indonesia, maka itu kami ingin memberikan kesempatan kepada pelajar Indonesia untuk belajar di KUIPs secara gratis” ujar Dr. Jihan Binti Ahmad selaku wakil rektor.
KUIPs sendiri membuka dua jenjang pendidikan yakni program diploma dengan masa studi tiga tahun serta program strata 1 dengan lama pendidikan empat tahun. Ada beberapa program studi yang bisa dipilih seperti perbankang dan keuangan islam, administrasi bisnis, pendidikan islam, ilmu syariah dan lainnya.
Kampus yang sudah beroperasi selama lima tahun ini memiliki fasilitas yang sangat lengkap dari mulai asrama hingga sarana belajar mengajar. Bagi para santri yang ingin menempuh belajar di KUIPs ada beberapa persyaratan yang harus ditempuh seperti nilai TOEFL minimal 550 atau Malaysian University Test (MUET) Band 3.
Dalam kesempatan ini Dato Kaya Bakti sempat menguji dua santri dari kelas 11 untuk membacakan hafalan mereka. Kedua santri tersebut ialah M. Gilang Gymanastiar dan Rifki Ansharullah. Bacaan keduanya mengundang pujian dari Dato Kaya Bakti yang mengaku senang melihat banyak pemuda menghafal Alquran.
“Sebagaimana pesan nabi, mereka yang tidak menyimpang sebarang ayat Alquran dalam diri mereka bagaikan kain yang sudah buruk, yang bahkan tidak bisa dipakai lagi untuk membersihkan lantai sekalipun” ujarnya.
Beliau berpesan bagi para santri untuk tetap menghafal Alquran dan juga memahami maknanya.
“Alquran itu Kalam Allah dan keindahan kalam Allah bukan hanya dari bagusnya segi bacaan tetapi juga bagaimana kita memahami makna dan paham akannya” ujar beliau.