Di hari Sabtu (26/11) siang, para santri berkumpul di Masjid Nabawi Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Tangerang.
Para santri menyambut kedatangan seorang imam dari Amerika serikat.
Ia adalah Prof. Dr. Imam Bashar Arafat yang berkunjung kembali ke Pesantren DaQu sejak tahun 2018 kemarin.
Professor Bashar yang didampingi bersama KH. Ahmad Jamil selaku Pimpinan Daarul Qur’an Direktorat Pendidikan, KH. Saiful Bahri selaku pengasuh Pesantren Daqu Tangerang, dan Ust. Aiga Georgia, salah satu mahasiswa Idaqu yang pernay mengenyam pendidikan di Amerika Serikat.
Prof. Bashar disambut dengan hangat oleh para santri yang memiliki impian untuk melanjutkan jenjang pendidikannya di negara Paman Sam.
Prof Bashar membicarakan tentang belajar dan dakwah di Amerika. Ia menjelaskan empat poin untuk bagaimana kita bisa menyebarkan ilmu islam kepada seluruh umat manusia.
Pertama adalah belajar. Kata Prof. Bashar, Al-Qur’an diturunkan diawali dengan Iqra’ yang artinya membaca.
“Membaca untuk belajar, menambah wawasan ilmu dan juga pemahaman agar bisa menjadi manusia yang bermanfaat di masyarakat luas karena sesungguhnya orang-orang yang sesat merekalah orang-orang tak mengetahui ilmu secara mendalam,” terangnya.
Kedua, “don’t just be an ordinary person, but you have to be a star” ujar Professor Bashar, yang dimaksud “star” oleh dia adalah menjadi seorang “ulama” di lingkungan asal kalian masing-masing.
Ketiga, “Be a Global Citizen”. Jangan hanya menjadi seorang masyarakat indonesia tapi jadilah masyarakat global yang mengerti dengan perkembangan yang terjadi di seluruh dunia.
Untuk bisa mengerti tentang apa yang terjadi di seluruh dunia, dapat diawali dengan belajar bahasa inggris sebagai bahasa internasional.
Terakhir, Professor Bashar mengutip dari surah Al-Baqarah ayat 124 yang berbunyi,
وَاِذِ ابْتَلٰٓى اِبْرٰهٖمَ رَبُّهٗ بِكَلِمٰتٍ فَاَتَمَّهُنَّ ۗ قَالَ اِنِّيْ جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ اِمَامًا ۗ قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِيْ ۗ قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِى الظّٰلِمِيْنَ
Dia (Allah) berfirman, “Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.” Dia (Ibrahim) berkata, “Dan (juga) dari anak cucuku?” Allah berfirman, “(Benar, tetapi) janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zalim.” (Al-Baqarah : 124)
Prof Bashar menjelaskan, Nabi Ibrahim AS diutus oleh Allah SWT sebagai imam untuk seluruh umat manusia, bukan hanya untuk umat muslim.
Prof Bashar mengajak para santri untuk bisa menjadi seorang pemimpin tak hanya di lingkungan masing-masing tapi di seluruh dunia.
Seorang santri bertanya tentang “bagaimana pandangan orang amerika terhadap orang islam semenjak terjadinya insiden 9/11?”
Pertanyaan ini sempat membuat Prof. Bashar terkejut.
“Sebenarnya ini adalah kesempatan emas, kenapa? Karena banyak orang-orang Amerika yang mulai mempelajari tentang apa itu islam yang sebenarnya, banyak kampus-kampus di amerika yang juga mulai mengajarkan tentang islam semenjak kejadian itu, tapi sayangnya banyak media-media massa di amerika yang menjelekan nama islam dengan mengubah persepsi berita”, jelasnya.
“Ini merupakan salah satu perubahan pesat yang terjadi di Amerika, dan ini sebagai tanda bukti bahwa islam sudah mulai diterima secara legislatif, dan juga orang-orang amerika mulai menerima islam secara perlahan tapi pasti,” lanjutnya.
Kedatangan Prof. Bashar memberikan inspirasi para santri untuk terus menuntut ilmu yang bermanfaat untuk seluruh umat manusia.
Para santri harus siap berperan dalam perkembangan dunia yang serba cepat agar bisa mengimplementasikan ajaran islam dalam sistem pergerakan dunia.
Penulis: Luthfi Hakim, Santri Pesantren Daqu Tangerang, kelas 12