Language Is The Crown Of Collage

0
21

Tentunya, sebagai santri, kami sudah tak asing lagi dengan slogan ”Language is the crown of collage” atau dalam istilah arabnya  yang berarti “Allughotu Taajul Ma’had” bahasa adalah mahkota pondok. Sejak awal para santri dituntut untuk menguasai Bahasa Arab dan Bahasa Inggris.

Untuk memotivasi para santri aktif berbahasa, Sabtu (20/7), program bahasa resmi dibuka dengan berbagai penampilan JMK (Jami’atul Khitobah) seperti pidato berbahasa Arab dan Inggris, nasyid dan lainnya. Sebelumnya juga dikenalkan apa itu JMK, yani para staf bahasa yang merupakan tangan kanan Osdaqu yang dibimbing oleh para ustazah.

Yang paling khas dari JMK adalah slogan yang sering mereka lontarkan. Tak lain dan tak bukan adala  Innaalhayata duunaal khitobah laa syai’a atau hidup tanpa berceramah tidak akan berarti. Mereka harus menjadi panutan dalam kegiatan rutin pondok, yaitu muhadoroh.

Adapun muhadoroh sendiri adalah latihan berpidato wajib bagi seluruh santriwati. Selain muhadoroh, masih banyak kegiatan-kegiatan lain yang berbau bahasa. Dalam kegiatan lainya, JMK juga ambil peran dalam kegiatan muhadtsah atau percakapan bahasa asing. Kegiatan ini juga termasuk kegiatan rutin pondok yang di adakan setiap ahad pagi yang di bimbing oleh mudabbiroh bagian bahasa.

Ada juga pembagian mufrodat atau vocabulary setiap tiga kali seminggu. Yang mana para mudabbiroh mendiktekan sebuah kosa kata baru yang wajib di hafal santriwati dan juga di ajarkan bagaimana cara memakai kosa kata tersebut dalam sebuah kalimat.

Untuk program baru pondok kami mengadakan momen language time yaitu waktu berbahasa. Kegiatan ini di lancarkan setiap dua minggu sekali, lebih tepatnya setiap hari berpuasa (senin dan kamis) dan di larang bagi santriwati untuk mengeluarkan patahan kata indonesia sedikitpun.

Ada juga yang di sebut language zone yaitu zona berbahasa, program ini mengajak santriwati menggunakan bahasa di beberapa titik pondok pesantren seperti di kamar mandi dan aula. Dengan banyak  program ini tidak lain untuk meningkatkan skill berbahasa para santriwati, jadi selain hafal kitab suci, kami ingin para santri juga menguasai Bahasa Arab dan Inggris serta bisa mempraktekkanya dalam kegiatan sehari-hari. Seperti yang di katakan oleh pengasuh Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Putri Cikarang ”Jadilah orang penting yang bisa di perhitungkan dan bisa di ukur,jangan cuek sama kegiatan yang ada, maka kalianlah nanti yang akan di cuekkan masyarakat”.

Ditulis oleh, Nayla Qanita, santriwati Kelas XI