Zaki masih teringat dengan jelas bagaimana pengalaman dirinya saat pertama ikut pesantren holiday pada liburan bulan Desember 2018 lalu. Siswa kelas 5 di SD Islam Al Muslim Tambun Islamic School ini merasakan rasa takut dan penasaran jelang mengikuti Peshol.
“Sepanjang jalan dari Bekasi ke Tangerang saya deg-degan. Sempat ingin minta balik saja. Tapi penasaran juga” ujarnya.
Yang ia dengar di pesantren itu gurunya galak-galak. Hukumannya keras-keras dan hidup di dalam asrama menurutnya tidak asyik. Ia tidak bisa bermain banyak dan lainnya.
Begitu acara pembukaan selesai dan masuk ke kamar masing-masing, rasa takut dalam diri Zaki mulai memudar. Sikap ramah ustadz pembimbing telah mengurangi sedikit ketakutannya.
“Perlahan rasa takut mulai memudar. Ternyata saya jadi banyak teman baru dan juga bisa bermain sambil belajar. Serunya lagi kita tidak hanya menghafal Alquran tapi juga belajar memanah dan berkuda” ujarnya.
Pengalaman menyenangkan yang ia dapat itu membuat dirinya mendaftar lagi saat mendengar kegiatan peshol kembali digelar pada liburan Ramadan ini. Kali ini ia mengajak saudaranya Reyhan yang baru duduk di kelas 3 SD Tambun Islamic School, Bekasi.
Satu tujuan kegiatan pesantren holiday (peshol) memang untuk mengenalkan dunia keseharian pesantren pada mereka yang bersekolah di sekolah umum. Selama 3 malam 4 hari para peserta diajak untuk merasakan pengalaman menjadi santri. Dari mulai bangun jam 3 pagi untuk melaksanakan qiyamullail hingga seabrek kegiatan lainnya. Mereka juga ditarget untuk menghafal Alquran. Tahun ini surat Al-Mulk menjadi tantangan santri untuk dihafalkan kemudian dibawa pulang untuk disetorkan pada orangtua mereka nanti di rumah seusai acara.