“Ke Daarul Qur’an apa yang kamu cari?” Itu yang pertama kali santri dengar saat pertama kali masuk ke Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an. Hampir seluruh santri mengatakan hal yang sama. “Saya mau hafal 30 juz.”
Ada yang mengatakan bahwa “Perkataan itu adalah do’a”. Alhamdulillah, kini perkataan tersebut menjadi kenyataan.
Pada Sabtu, 3 Juni 2023, tiga santri akhir angkatan IX Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Lampung meyelesaikan setoran hafalan Al-Qur’an 30 juz mereka.
Ketiga santri adalah Achmad Fauzan Rabbani Asal Way Kanan, M Fatih Almas asal Lampung Tengah, serta Royan Fitrah Alamsyah asal Lampung Utara.
Ketiganya tuntas menyetorkan hafalan terakhir mereka di hadapan para santri, asatidz, dan orang tua mereka masing-masing.
Acara kemudian dilanjutkan dengan do’a bersama, pesan dan nasehat, pemotongan tumpeng serta makan bersama.
Juz yang dibaca yakni juz 30, mulai dari surah Ad-Dhuha hingga An-Nas. Mereka bergantian membacanya, diselingi dengan Sholawat Nabi di setiap surah.
Setelah Sholat Dzuhur, santri langsung berbaris rapi di tempat acara berlangsung. Para orang tua santri duduk di sebelah mereka, serta para Asatidz di hadapan mereka.
Selesai membaca surah-surah tersebut, mereka langsung menghadap kiblat dan melakukan sujud syukur sebagai bentuk rasa terima kasih kepada Allah SWT.
Selanjutnya keharuan terjadi ketika ketiganya menyalami para asatidz dan wali halaqoh yang telah mendidik mereka dengan tulus dan ikhlas.
Tangisan haru menetes dari kedua mata orang tua ketika ketiganya memeluk mereka yang bangga akan apa yang telah dicapai sang buah hati.
Ustadz Nuril Abidin Al-Hafidz selaku Kepala Tahfizh Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Lampung memberikan pesan dan nasihat kepada seluruh santri.
“Alhamdulillah, kakak kelas kalian ada yang menyelesaikan hafalannya sebanyak 30 juz. Kita tidak boleh melihat hasilnya. Tapi lihatlah usahanya,” ujar beliau.
Beliau juga menyemangati para santri Pesantren Daqu Lampung lain. Ustadz Nuril mengatakan, meski berat, menghafal Qur’an setimpal dengan ganjarannya.
“Menyelesaikan setoran hafalan sebanyak 30 juz itu tidaklah mudah, seperti membalikkan telapak tangan. Butuh perjuangan, pengorbanan, dan ketekunan agar dapan menyelesaikan setoran 30 juz,” jelas beliau. “Jadikan ini sebagai motivasi kalian sebagai acuan kalian bahwa tidak ada yang tidak mungkin jika bersungguh-sungguh, istiqomah, dan tawakal,” lanjut Ustadz Nuril.
Royan Fitrah Alamsyah, sebagai salah satu santri yang menyelesaikan setoran 30 juz, juga memberikan kesan dan pesan kepada seluruh santri, pasa asatidz dan asatidzah. Pastinya, ia berterima kasih pada orang tua, asatidz, dan semua yang mendukungnya hingga ke titik ini.
“Saya sebagai perwakilan dari kami bertiga mengucapkan terima kasih kepada seluruh Asatidz, dan wali halaqoh yang telah mengajari kami dengan sabar dan Ikhlas,” tutur Royan.
“Walaupun terkadan kami bercanda, mengobrol atau kadang tidak setoran di halaqoh. Dan untuk para orang tua kami, terima kasih telah membimbing kami dengan sabar dan mensupport kami selama ini,” lanjutnya.
Ia juga sekaligus menuturkan maaf jika banyak yang kurang berkenan di hati, serta menyemangati kawan-kawannya di pondok.
“Maafkan kami jika pernah membantah, mengeluh, hingga pernah membuat kalian menangis. Maafkan kami. Dan untuk teman-teman yang belum menyelesaikan hafalannya, semangat terus! Jangan pernah menyerah hingga Fi Sabilillah,” terang Royan.
Orang tua dari Royan Fitrah Alamsyah pun menambahkan kesan dan pesan selama menyekolahkan putranya di Pesantren Daqu Lampung.
“Tentunya rasa bahagia yang tak ternilai ya dari kami sebagai orang tua, alhamdulillah belum sampai 3 tahun sudah selesai setoran ziyadahnya,” tutur sang ayah.
Keduanya orang tua Royan lantas bercerita bagaimana sang anak bisa bertemu dengan Pesantren Daqu Lampung.
Bagi keduanya, ini merupakan slaah satu nikmat yang Allah SWT berikan kepada keluarga mereka dan patut disyukuri.
“Dulu sebelum ke Daqu saya sempat survey ke pondok pondok lain, gatau kenapa rasanya berbeda ketika masuk dan melihat pondok daqu ini, terlebih lagi waktu itu masih jaman-nya covid kan jadi kami tentunya harus bener bener memilih pesantren untuk anak,” ujar bunda Royan.
Tak lupa, kedua orang tua Royan berpesan untuk para wali santri yang lain. Mereka berpesan agar ayah bunda terus mempercayakan pondok sebagai tempat terbaik pendidikan bagi anak.
“Kalau saya pribadi sih Ustad pesasn untuk wali santri yang lain, kita harus percaya sama pesantren kita harus percaya Ustad sama pengurus, rasa khawatir ya namanya orang tua itu wajar, saya pun terkadang ada rasa khawatir anak sakit anak, tapi saya alhamdilillah percaya sama pesantren, dan alhamdulillah putra kami dengan izin Allah telah selesai Khatam Qur’an 30 Juz,” ujar ayah Royan yang diamini istrinya.