Perbarui Niat, Karena Niat Itu Mahal

0
35

Kalau biasanya santri yang baru mondok masih ditemani orangtua atau walinya sesaat setelah datang ke pondok, pemandangan yang ada di Pesantren Daqu Lampung kali ini berbeda. Orangtua yang mengantarkan anaknya, para santri baru kelas 7 SMP, hanya diperkenankan hingga gerbang utama. Selebihnya, mereka disambut para asatidz menuju ruangan registrasi, kamar dan lain-lain. Semua itu demi mematuhi protokol kesehatan di era pandemi Covid-19 yang belum berakhir.

Selasa, 14 Juli 2020, mereka memulai aktivitas sebagai santri. Kegiatan di hari pertama diawali pembukaan tahun ajaran baru. Seluruh santri tingkat SMP yang ada di sana berkumpul di lapangan pesantren. Mengenakan masker dan seragam lengkap, para santri mendengarkan amanat dari pengasuh Pesantren Daqu Lampung, Ustadz Mulyanto.

Fenomena pertama kali mondok itu jadi topik yang dibawakan beliau. Dengan fenomena itu pula, para santri baru diajarkan kemandirian bahkan dari pertama kali kakinya menginjak tanah pondok. “Kalian santri-santri baru saya katakan adalah anak-anak yang luar biasa. Kalau kakak-kakak kalian dulu yang kelas 8 dan 9 datang pagi, orangtuanya baru pulang sore hari. Tapi kalian turun dari mobil, orangtua tidak turun”, ucap Ustadz Mulyanto memotivasi.

Kesedihan tetap tergambar di wajah para santri. Apalagi ketika orangtuanya mulai beranjak meninggalkan mereka setelah mengantarkan. Namun, kata Ustadz Mulyanto, itu adalah hal yang wajar. “Karena itulah perasaan manusia. Ada senang ada sedih”.

Di balik itu, niat dan tekad yang kuatlah yang mendorong para santri untuk terus berjuang. “Jangan sampai dikalahkan oleh setan-setan yang tidak suka dengan orang-orang yang menuntut ilmunya Allah, apalagi menghafal ayat-ayatnya Allah”, pesan Usadz Mulyanto pagi itu.

Niat, tekad dan jiwa yang besar adalah hal langka yang dimiliki para santri baru. Dengan itu mereka mampu melawan kesedihan demi sebuah investasi akhirat. Karenanya jangan sampai ketiganya hilang dari dalam diri. “Kalian ini mahal. Tekad kalian mahal. Niat kalian mahal. Semangat kalian mahal. Maka itu jangan sampai dikalahkan sama hal-hal yang murah. Sendal hilang, murah. Peci hilang, murah, bisa dibeli. Tapi kalau tekad, niat dan semangat kalian hilang maka tidak akan ada gantinya dan tidak bisa dibeli di mana-mana”.

Ustadz Mulyanto juga mengingatkan para santri untuk memperbaharui niat. Karena sebuah kebaikan dihitung mulai dari ketika kita berniat. Jangan sampai jauh-jauh datang ke pondok hanya menjadi kesia-siaan.