Kamis (24/02), Pesantren Tahfizh Daarul Quran Tangerang kedatangan tamu istimewa, ulama kharimastik, ahli tafsir dan hadits yang berasal dari Kota Damaskus, As-Syaikh Prof. Dr. Muhammad Rajab Dieb. Beliau disambut oleh para pimpinan Daarul Qur’an, yakni Poimpinan Direktorat Pendidikan, KH Ahmad Jamil; Pimpinan Direktorat Zakat dan Wakaf, Ustadz Anwar Sani; serta Pimpinan Direktorat Ekonomi, KH Tarmizi As-Shidiq.
Syaikh Rajab Dieb adalah salah satu ulama besar umat islam di masa ini. Beliau merupakan ahli tafsir, hadits, guru besar Thariqah Naqsyabandiyah, pengajar ilmu agama di Majelis Fatwa Kementerian Wakaf Syria, serta pengajar inti di Lembaga Pendidikan Islam (Mujamma’) Syaikh Ahmad Kuftaro Suriah. Seorang penghafal Al-Qur’an dan juga sudah hafal lebih dari 40.000 hadist.
Rombongan diajak berkeliling pesantren. Kemudian dijamu di aula khusus tamu. Lalu setelah pelaksanaan sholat dzuhur di Masjid Nabawi, Pesantren Daqu Tangerang, Syaikh Rajab Dieb memberikan dauroh singkat di hadapan para santri.
Sebelum kunjungan ini, beliau sudah pernah berkunjung ke Pesantren Daqu Tangerang. Kala itu, kisah beliau, Masjid Nabawi belum dibangun. Beliau kemudian bercerita tentang bagaimana dahulu Rasulullah beribadah di masjid yang lantainya dari tanah dan atapnya dari kurma.
Yang menarik, dalam kunjungan kali ini, Syaikh Rajab Dieb juga menyempatkan berdiam di Area Jamblang, Pesantren Daqu Tangerang. Tempat ini begitu spesial bagi Syaikh Rajab Dieb sebab dahulu sang ayah, Maulana Syaikh Rajab Dieb rahimahullah, juga bercengkrama di tempat ini kala mengunjungi Pesantren Daqu Tangerang. Begitulah salah satu ungkapan cinta anak pada sang ayah.
Setelah bernostalgia sedikit, secara khusus Syaikh Rajab Dieb memberikan 3 pesan dan nasihat pada para santri. Pesan ini diharapkan bisa diterapkan para santri sekaligus menunjukkan citra Islam yang rahmatan lil ‘aalamiin.
Belajar Al-Qur’an
Menurut Syaikh Rajab Dieb, Allah SWT memberikan keutamaan kepada orang yang belajar Al-Qur’an.
“Wahai para santri yang diasuh oleh KH Yusuf Mansur dan juga para asatidz, belajar lah Al-Qur’an” pesan Syaikh Rajab Dieb.
Pesan ini merujuk sabda Rasulullah SAW yang berbunyi, “Sebaik-baiknya kamu adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR Bukhari, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasai, Ibnu Majah).
Mengamalkan Sunnah-Sunnah Rasulullah
Selain mempelajari Al-Qur’an, menurut Syaikh Rajab Dieb, kita juga wajib mengamalkan sunnah Rasul. “Amalkan sunnah-sunnah nabi kita ketika kalian lulus dari sini. Dan jadilah dai di tempat masing-masing,” tutur Syaikh Rajab Dieb.
Sunnah atau mandub berarti mad’u. Memiliki makna diminta atau dianjurkan tetapi tidak ilzam atau wajib. Sunnah secara harfiah berarti kebiasaan. Dalam konteks ini yakni kebiasaan yang sering dilakukan Rasulullah dalam hidupnya.
Sunnah berfungsi sebagai penguat (ta’qid) atas apa yang dibawa Al-Qur’an dan juga sebagai penjelas (tabyin) atas apa yang terdapat dalam Al-Qur’an.
Ibnu Taimiyah dalam Al Qa’idah Al Jaliyah berkata:
“Barangsiapa mengikuti Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam maka Allah akan mencukupkannya, memberinya hidayah, menolongnya dan melimpahkan rezeki kepadanya.”
Mengajarkannya pada Orang Lain
Mempelajari Al-Qur’an dan mengamalkannya, menurut Syaikh Rajab Dieb, tidaklah cukup. Kita juga harus membagi ilmu tersebut, mengajarkan ilmu tersebut kepada orang lain.
“Ajarkanlah Islam, karena Agama Islam adalah agama modernisasi, persahabatan, agama yang memikirkan dunia dan akhirat,” terang Syaikh Rajab Dieb.