Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an kembali menggelar wisuda purna untuk angkatan 12 tahun kelulusan 2022, Sabtu (16/4). Acara dilaksanakan di Ballroom Kino Tower Alam Sutera, Serpong, Tangerang Selatan. Santri peserta wisuda berasal dari Pondok Pesantren Daqu yang memiliki jenjang kelas 12 atau setara, yakni Pesantren Daqu Putra Tangerang, Putri Cikarang, Bandung, serta Mu’adalah Cariu dan Karawang.
Santri peserta wisuda berjumlah 403 orang, terdiri dari 190 santri Pesantren Daqu Tangerang, 127 Putri Cikarang, 16 Bandung, 20 Cariu dan 10 Karawang. Sementara yang hadir berjumlah 345 santri.
Prosesi dilakukan dengan khidmad. Satu per satu santri menyalami para pimpinan Daarul Qur’an, yakni Pimpinan Umum KH Yusuf Mansur, Dewan Syari’ah Daarul Qur’an, KH Ahmad Kosasih, Pimpinan Direktorat Pendidkan KH Ahmad Jamil, Pimpinan Direktorat Zakat dan Wakaf, Ustadz Anwar Sani, serta Pimpinan Direktorat Ekonomi, Ustadz Tarmizi Ashidiq.
Hadir pula pakar kaligrafi iternasional, Syekh Belaid Ghamidi, serta pakar Al-Qur’an dari organisasi tahfizh dunia yang kini berkhidmad di Pesantren Daqu, Prof. Dr. Zaid bin Ali Andullah Al Ghayli. Keduanya di akhir acara memberikan ijazah sanad khot dan tahfizh pada beberapa santri. Wisuda juga mengumumkan para santri yang lolos seleksi mengikuti pengabdian di Pesantren Daqu yang dibacakan langsung oleh KH Ahmad Jamil.
Setalah prosesi wisuda, sambutan disampaikan oleh Perwakilan Wali Santri. Beliau adalah KH Zainal Arifin, wali santri Inayatillah, Pesantren Daqu Putri Cikarang, sekaligus Wakil Walikota Banda Aceh.
Ia membuka dengan pesan pada para santri. Dalam tuturannya, ia menyanjung apa yang telah dilewati para santri di pondok sebagai buah kesungguhan mereka belajar. Seperti kata pepetah Arab, “Man Jadda Wajada”, siapa yang bersungguh-sungguh pasti dapat.
“Kami sangat bangga bisa menyekolahkan anak kami di Daarul Qur’an. Daarul Qur’an diminati bukan hanya oleh anak-anak kami, tapi masih banyak lagi,” ucap beliau setelahnya, mewakili perasaan para wali santri.
Kini giliran santri yang menyambut para guru dan orang-orang tua mereka. Santriwati asal Riau, Zaa Zaa Haura, sekaligus alumni Pesantren Daqu Cikarang diberi kesempatan mewakili teman-temannya memberi sambutan wisudawan.
Setelah mengucap terima kasih atas jasa para guru dan orang tua, santriwati sekaligus ketua Angkatan 12 Pesantren Daqu Putri Cikarang ini turut berpesan pada para sejawatnya.
“Jangan pernah takut bermimpi dan menjatuhkan umum. Karena seperti menjatuhkan bibit tumbuhan. Semakin kita siram dan pupuk dengan doa, sedekah, ibadah, maka dia akan tumbuh besar,” terangnya. Pesan yang ia pelajari dari Ayahanda KH Yusuf Mansur, yang senantiasa optimis terhadap semua mimpi.
Pesan yang ditunggu-tunggu tentunya datang dari Ayahanda KH Yusuf Mansur. Pimpinan Umum Daarul Qur’an yang sudah dianggap ayah sendiri oleh para santri, dengan ciri khasnya yang penuh optimisme, berpidato di hadapan para santri.
Optimisme ini dibutuhkan para santri sebab perjalanan mereka sejatinya baru dimulai bakda lulus dari tingkat SMA khususnya pondok pesantren ini. Pun begitu apa yang disampiakan KH Yusuf Mansur juga teramat penting agar mereka mampu menjadi pemimpin yang terbaik.
KH Yusuf Mansur mengajukan 3 syarat seorang leder atau pemimpin yang baik. Pertama, harus banyak inisiatif disertai aksi nyata untuk membantu sesiapa yang kesulitan.
“Kalian ngeliat ada warung, kantin, pimpin. Temen kalian yang kesusahan, ambil inisiatif, lakukan gerakan buat dia,” tutur beliau.
KH Yusuf kemudian mencotohan apa yang dilakukan Ikatan Alumni Daarul Qur’an atau IKADAQU Mesir yang membuat sebuah perayaan dalam memperingati 75 tahun kerjamasa Indonesia-Mesir. “…mengubah darosah yang kotor, penuh sampah, menjadi tujuan wisata,” terang Kyai Yusuf.
Syarat pemimpin yang baik kedua ialah harus banyak membantu orang. Jika niat orang tersebut baik maka tidak ada alasan untuk kita tidak membantu.
Yang terakhir, kita harus memilki gestur pemimpin, yakni yang mengajak, bukan diajak.
“Perhatikan dunia ini, liat sedang bergerak ke arah mana. Ambil inisiatif, jangan jadi flower, buat Gerakan,” tutup Kyai Yusuf diiringi riuhnya tepuk tangan Wisuda Angkatan 12 yang dihadiri pula oleh orangtua santri ini.
Peraih Nilai Dirosah dan Akademik Terbaik
Belum lengkap acara wisuda tanpa ada pemberian penghargaan pada para wisudawan dan wisudawati terbaik. Mereka yang telah berungguh-sungguh belajar hingga mendapat pengakuan secara akademik maupun Bahasa pun harus diapresiasi.
Penghargaan dirosah dan akademik pun diberikan pada masing-masing santri terbaik dari Pesantren Daqu Tangerang, Bandung, serta Muadalah Karawang dan Cariu.
Dari Pesantren Daqu Tangerang, Muhammad Maulana Siddiq menjadi santri terbaik penilaian Dirosah atau kepesantrenan. Sementara Zauqi Qassasy meeraih predikat nilai terbaik dalam pelajaran Diknas.
Pesantren Daqu Bandung menunjuk Muhammad Agam Nalf Saujani sebagai peraih pencapaian terbaik katgori Dirosah. Sementara dalam penilaian kategori Diknas, Muhammad Zakie Irdana, menyandang gelar serupa.
Pesantren Daqu juga memiliki pesantren dengan program mu’adalah atau Tarbiyatul Mu’alimin Al Islamiyah (TMI), yakni pesantren yang berfokus pada penerapan kurikulum kebahasaan serta kemampuan membaca kitab klasik Islam.
Dua pesantren dengan program TMI ini yakni Pesantren Daqu Al-Jannah Cariu serta Karawang. Keduanya juga menganugerahi wisudawan terbaik kategori Dirosah dan Diknas.
Dari Pesantrn Daqu Cariu, Muaz Abiyyu mendapat gelar terbaik dalam penilaian Dirosah. Sementara santri atas nama Sopian menjadi yang terbaik dalam penilaian Diknas.
Pesantren Daqu Karawang menunjuk Muhammad Diroyan Al-Hafizh sebagai santri terbaik penilaian Dirosah. Sementara dalam penilaian Diknas dianugerahkan pada Muhammad Hafiz Fauzan.
Belum selesai, para santri juga mendapat kesempatan kuliah di Institut Daarul Qur’an (Idaqu) atau STMIK Antar Bangsa dengan beasiswa penuh hingga mereka lulus. Kabar Bahagia ini disampaikan langsung oleh Rektor Idaqu, Ustadz Anwar Sani, serta Ketua STMIK AB, Ustadz Tarmizi Ashidiq.
Pemberian Ijazah Sanad Khot Kaligrafi
Seperti tahun-tahun sebelumnya, dalam momen wisuda Pesantren Daqu juga dilakukan pemberian sanad kaligrafi. Tahun ini ada 4 kaligrafer muda dari kelas 12 yang mendapatkan ijazah sanad ( di beberapa khot ) langsung dari Syeikh Beleid Hamidi, Kaligrafer internasional yang telah menulis 8 mushaf Alquran.
Keempat santri tesebut yakni:
1. Fatih Dhermawan, yang menerima ijazah sanad khat Riq’ah
2. Muhammad Zidan Samudra, ijazah sanad khat Riq’ah
3. Dhiyaul Zikra Jamaludin, ijazah sanad khat Diwani
4. Ahmad Ridho, ijazah sanad khat Riq’ah
Di Pesantren Daqu para santri tidak hanya menghafal Al-Qur’an tapi juga bisa menuliskannya dengan standar yang baik.
Pembacaan SK pengabdian oleh KH Ahmad Jamil.
Pemberian Ijazah Sanad Al-Qur’an
Tahun ini Pesantren Daqu Kembali menelurkan santri yang memperoleh sanad Al-Qur’an Markaz ‘Idaad Mu’alimil Qur’anul Karim, atau tempat pembunaan para santri untuk meraih sanad Al-Qur’an.
Keduanya ialah Nanda Felizan yang mendapat Sanad Wiro’ah Imam Ashim Riwayat Hafsh dan Syu’bah dari Syekh Abdullah Ahmad Muhammad Asy Syajaroh. Sementara Habibi Bahrein memperoleh sanad serupa dari Syekh Salim Hasan Shomlah.
Sampai saat ini Pesantren Daqu lewat Markaz Al-Qur’an telah menelurkan santri bersanad hingga puluhan orang. Bacaan Al-Qur’an mereka tersambung hingga Rasulullah SAW.