Ada pemandangan baru di pesantren tahfizh Daarul Qur’an Ketapang, Tangerang, berupa ratusan pohon Baobab yang ditanam di seluruh areal pesantren. Pohon – pohon besar ini langsung menyambut siapa saja dari pintu masuk pesantren.
Pohon Baobab biasanya kita jumpai di film-film animasi seperti “Madgascar” dan juga muncul di novel La Petit Prince atau Pangeran Cilik karya Antoine de Saint-Exupery. Pohon yang menjadi ikon Benua Afrika ini gampang dikenali siapa saja karena batangnya yang besar dan bentuknya yang aneh.
Pohon ini akan tampak seperti brokoli raksasa jika daunnya tumbuh. Batangnya yang kosong kerap dijadikan rumah pohon atau sekedar tempat bermain. Pohon ini kerap dijuluki “Tree of Life” atau “Pohon Kehidupan” karena bisa berumur mencapai 1000 tahun.
Baobab tidak hanya terkenal karena umur yang panjang dan bentuknya yang aneh. Pohon ini juga dikenal memiliki banyak manfaat. Masyarakat Afrika kerap menggunakan daun untuk bahan obat herbal dan juga dijadikan makanan dan minuman. Sementara itu serat kulit pohonnya kerap dijadikan tali dan pakaian. Adapun batangnya dijadikan tempat cadangan air atau peti.
Inisiasi penanaman pohon Baobab ini berasal langsung dari KH Yusuf Mansur, pendiri Daarul Qur’an. Ustadz yang juga punya hobi menanam ini ingin menjadikan pesantren Daarul Qur’an menjadi lebih hijau dengan banyaknya tanaman besar yang nantinya juga bisa menjadi aktivitas santri.
“Nantinya tidak hanya di Ketapang, tapi juga di seluruh pesantren Daqu lainnya” ujar Yusuf Mansur.
Keberadaan puluhan pohon Baobab ini pun menghadirkan konsekuensi tidak bisanya kendaraan wali santri memasuki areal pesantren. Ini memang disengaja agar aktivitas santri yang banyak memakan ruang luar pesantren tidak terganggung dengan banyaknya kendaraan yang hilir mudik.
Tidak hanya untuk penghijauan, kehadiran pohon Baobab ini nantinya juga akan menambah ruang publik sebagai tempat interaksi santri. Di bawah rindangnya pohon Baobab nanti santri bisa berinteraksi atau sambil menambah hafalannya.