Imam Syafi’i mengatakan jika kita akan merasakan pedihnya kebodohan bila malas menuntut ilmu. Lantas bagaimana jadinya jika tidak ada orang yang memberikan ilmu? Dunia akan gelap gulita karena kepedihan yang dirasakan oleh seluruh makhluk hidup. Rasulullah SAW sendiri mengingatkan kita agar terus belajar, dari buayan sampai liang lahat, dari sebelah rumah hingga ke negeri Cina, dimana pada tiap-tiap majelis ilmu itu terdapat seorang guru.
Atas segala jasa seorang guru, Hari Guru Nasional diperingati pada tanggal 25 November, bertepatan dengan terbentuknya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Hari peringatan tersebut merupakan bentuk balas budi kita pada guru.
Secara umum definisi seorang guru adalah orang yang memberikan suatu ilmu. Apapun ilmunya. Dimanapun ia mengabdi. Terlebih, guru yang mengajarkan ilmu agama. Mengajarkan bagaimana jalan agar kita senantiasa dalam karunia-Nya. Kita dapat menemukannya di pesantren-pesantren di seluruh Indonesia, tanpa mendiskreditkan guru lainnya.
Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an memiliki ribuan santri yang tersebar di Indonesia. Tanpa seorang guru atau Ustadz dan Ustadzah maka tak kan ada ribuan hafizh dan calon hafizh yang dihasilkan.
Syahrul yang duduk di kelas 8 mengatakan bahwa guru adalah orang yang tanpa tanda jasa. Lain halnya menurut Faiq, santri kelas 11. “Guru itu sebuah sumber ilmu dunia maupun akhirat. Kalau belajar tanpa guru tidak akan sukses. Guru adalah sumber segala ilmu”, ujarnya. Peran seorang guru layaknya orang tua kita di rumah. Ia lah yang mengarahkan kita agar tidak melakukan keburukan. Hal tersebut diamini oleh Fallah, santri kelas 11 dan Adli, santri kelas 10 yang mengaku mengidolakan Ustadz Syaiful Bahri.
Seiring bekembangnya zaman, berubahnya karakter seorang murid, pembelajaran yang dilakukan juga harus ikut beradaptasi. Seperti yang dikatakan Faiq dan Fallah. Mereka berujar bahwa guru yang mampu beradaptasi dengan situasi dan kondisi seorang murid adalah seorang guru idaman. “Guru yang bisa masuk ke dunia kita, yang dengan sendrinya akan kita hormati dia”, kata Faiq.
Sebagai seorang santri, khususnya yang menghafalkan Alquran, sharing ilmu wajib hukumnya. Maka dari itu, menurut Fallah, menjadi seorang guru pada hakikatnya adalah sebuah kewajiban.
Di hari guru ini kita semua, termasuk para santri, berharap semua guru dimanapun ia mengajar semakin diberikan kesabaran dan keikhlasan. Dengan begitu besarnya jasa mereka juga diharapkan kesejahteraannya diperhatikan. “Banyakin ilmu atau cerita yang memotivasi untuk dibagikan”, Adli menambahkan.