Indonesia terkenal akan keaneka-ragaman budaya. Mulai dari ras, suku, bahasa, adat istiadat hingga kuliner. Dilansir dari bisnis.com, sejak 2009 hingga 2017 setidaknya Indonesia memiliki lebih dari 7.000 warisan budaya.
Namun, pada zaman yang bisa disebut memasuki generasi gen zet ini, warisan budaya kian luntur akibat pengaruh kebudayaan luar. Sebut saja kebudayaan dari negeri gingseng, Korea Selatan.
Menilik dari permasalahan tersebut, sebagai generasi muda yang seharusnya menjadi harapan bangsa, kita harus bisa berfikir kreatif serta inovatif dalam mencari solusi untuk permasalahan tersebut. Salah satu solusi yang bisa diterapkan adalah dengan mendidik serta menanamkan jiwa wirausaha kepada generasi penerus sejak dini.
Jiwa wirausaha yang mesti kita tanamkan adalah yang mampu membangkitkan kreatifitas dan membuka mind set, sehingga kita mampu membangkitkan pikiran out of the box yang ada pada mereka.
Seperti yang terlihat pagi ini, ratusan anak-anak dengan mengenakan pakaian adat daerah memenuhi area pesantren Tahfidz Daarul Qur’an, Tangerang, Selasa (19/03).
Tidak hanya memamerkan baju-baju adat, anak-anak tersebut juga berkeliling sambil menjajakan makanan khas daerah Jawa dan Jakarta. Anak-anak santri SD I’Daad Shigor Putra Daarul Qur’an tersebut mencoba menawarkan berbagai macam kuliner tradisional kepada staf serta santri SMP dan SMA Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an.
“Acara ini memang memiliki tujuan tersendiri. Selain untuk menanamkan jiwa wirausaha, kami ingin mengenalkan anak-anak berbagai macam kebudayaan yang ada di Indonesia serta menanamkan jiwa kedermawanan pada para santri,” terang Siti Lailatunnafisah, salah satu asatidz.
Wanita yang akrab disapa Ustadzah Nafis tersebut mengakui, acara ini memang bertujuan untuk mensupport acara tahunan Daarul Qur’an yakni Gerakan Sedekah Nasional 2019 (Gersena). Dalam rangka mendukung Gersena, SD I’Daad Shigor Putra Daarul Qur’an memiliki acara tahunan tersendiri yakni Business Expo.
Namun, ada yang berbeda dengan acara sebelumnya. Jika di tahun-tahun sebelumnya tidak menggunakan tema, kali ini dipilih tema “Kuliner Tradisional Indonesia”.
Salah satu kuliner yang ditawarkan dari berbagai daerah seperti santapan khas Jawa Timur ialah, onde-onde mojokerto, tahu petis sidoarjo, dan sate madura.
Selain melibatkan Santri tingkat SD, acara business expo ini juga melibatkan para asatidz para asatidz yang bertugas membantu santri mempersiapkan jajanan yang akan dijual.
Tak mau kalah, para wali santri juga turut andil mendukung dengan memberikan tambahan modal guna turut mensukseskan Gersena 27 April nanti karena seluruh modal dan keuntungan yang diperoleh akan di sedekahkan melalui Gersena.
“saya sangat senang sekali dengan acara business day/expo ini, karena selain belajar Bisnis, Kita juga belajar bagaimana kerjasama dalam Tim,” ungkap Rasya Salah satu santri SD I’daad Shigor Putra Daarul Qur’an.
Acara Yang dibuka oleh KH Ahmad jameel, selaku Kepala Direktorat Pendidikan dan Dakwah tergolong berhasil. Beliau menceritakan bahwa banyak pengusaha-pengusaha Muslim yang sukses, seperti Abdurrahman bin Auf. Dengan adanya acara ini, beliau pun mengungkapkan harapannya semoga dari perhelatan tahunan ini Akan terlahir generasi-generasi penerus Abdurrahman bin Auf.
Seluruh modal dan keuntungan disalurkan di hari sedekah nasional 27 April 2019