“Are you wanna play, or hear stories?” tanya Syeikh Yusuf Estes pada ratusan santri pondok pesantren tahfizh Daarul Qur’an, Sabtu (17/3).
serentak para santri pun menjawab, “both. we want to play and listen your story”
Pondok pesantren tahfizh Daarul Qur’an, Ketapang, Tangerang, menjadi lokasi pertama yang dikunjungi ulama dunia dari Amerika Serikat. Meski baru saja tiba di Indonesia pada Sabtu pagi setelah melalui penerbangan selama puluhan jam namun tidak ada wajah lelah pada pria berusia 74 tahun tersebut.
Kedatangannya sendiri sudah ditunggu ratusan santri santri sejak pukul 16.00 WIB. Setengah jam kemudian barulah rombongan Safari Dakwah Yusuf Estes tiba dilokasi pesantren.
Saat tiba di pintu gerbang Syaikh Yusuf Estes langsung di sambut lantunan shalawat yang diiringi pukulan rebana. Meski hujan kecil mengguyur lokasi namun para santri tetap berdiri berjajar sejak dari pintu gerbang sampai ujung tempat lokasi.
“Alhamdulillah hari ini kita kedatangan salah satu ulama dunia dari AS, semoga kita mendapat manfaat dan keberkahan dari kedatangan beliau” ujar ustad Yusuf Mansur, pendiri Daarul Qur’an, yang menyambut langsung syeikh Yusuf Estes.
Syaikh Yusuf pun berkisah tentang bagaimana hidayah itu meresap dalam diri seorang muslim. Baginya jika seorang tidak memiliki kepekaan maka hidayah itu akan sulit diterima meski sudah dekat dan bahkan datang berkali-kali.
“Ini seperti orang yang membangun tenda di tengah rel kereta. Kita sudah peringatkan bahwa kereta akan datang tapi dia berkelak bahwa itu bukan suara kereta melainkan suara penjual ice cream. Kita bilang uuing… uuing… dia bila itu bunyi suara burung yang sakit” ujarnya.
“Mereka akan susah beriman karena hati mereka sudah tertutup” ujar Syeikh Yusuf Estes.
Setalah berkisah tentang hidayah dan sikap manusia terhadapnya. Acara dilanjutkan dengan tanya jawab yang mendapat respon tinggi dari para santri. Salah satu santri bertanya agama apa yang dekat dengan Islam dan memudahkan pemeluknya untuk berpindah ke ajaran Islam.
“It’s not about religion, but it’s about a person” jawabnya tegas.
Menurut Syeikh Yusuf, hidayah ini adalah tentang bagaimana manusia membuka dirinya. Jadi bisa saja dia beragama katolik, protestan atau budha, namun jika ia membuka hati dan dirinya maka hidayah akan mudah meresap dalam dirinya.
Kedatangan Syeikh Yusuf Estes ke Indonesia difasilitasi oleh Sahabat Dakwah Internasional (SDI) yang sebelumnya juga sukses menghadirkan Dr. Zakir Naik (DZN). Selama di Indonesia ulama yang mendapat gelar ‘Funny Shaikh’ karena kerap menyelipkan guyonan dalam ceramahnya ini akan melakukan safari dakwah di beberapa kota yakni di Surabaya, Jakarta, Balikpaan dan Bogor.