Yusuf Mansur : Umat Islam Harus Melek Sistem Ekonomi Modern

0
18

Kyai Haji Yusuf Mansur, pendiri Daarul Qur’an, menegaskan umat islam harus melek dengan sistem keuangan ekonomi modern. Dengan begitu maka umat Islam akan menjadi inevstor dan bukan hanya objek dari raksasa ekonomi yang kini tengah berkembang. Hal tersebut disampaikan dalam ajang sillaturrahmi antar SDM Daarul Qur’an, yang dilaksanakan di Masjid An-Nabawi, Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an, Tangerang,  Kamis (10/10).

Dalam acara yang diikuti seluruh SDM Daqu dari berbagai unit ini,  Yusuf Mansur mengatakan bahwa Daarul Qur’an berdiri tidak lepas dari campur tangan para jama’ah, termasuk dari SDM yang ada di Daqu. Maka dari itu beliau berharap bahwa orang pertama yang menggunakan produk dan metode Daqu harus dari dalam lingkungan Daqu. Sejalan dengan harapan tersebut, Daarul Qur’an memberikan kesempatan bagi para SDM untuk berinvestasi dan nantinya bersama-sama ikut membangun Daqu.

Beliau menjelaskan, jika digambarkan secara kasar maka ada tiga kasta pekerjaaan, “Ini kalau boleh saya klasifikasikan kira-kira ada tiga tingkatan. Yang paling bawah, mohon maaf, karyawan, terus atasnya pengusaha. Bayangin sekelas pengusaha aja cuma ada di tingkatan kedua, lantas yang paling atas apa?” tanya beliau. “Yang paling atas itu investor”, ungkapnya.

Beliau berharap seluruh SDM Daqu mampu menjadi investor. Untuk mewujudkannya, Daqu telah memiliki unit usaha untuk mengelola aset manajemen, yakni Paytren Aset Manajemen (PAM). Seluruh SDM Daqu diharapkan menginvestasikan uangnya ke PAM tersebut.

“Ini makhluk ga banyak yang tau nih, tapi kalo sekalinya udah paham bisa sukses, namanya aset manajemen, dikelolanya lewat reksadana”, ujarnya.  “Ente pada tau ga uang yang ente tabungin pada kemana? Ini diputer di reksadana oleh para Bank” beliau melanjutkan.

Beliau memberikan berbagai macam contoh keuntungan yang akan didapat jika menginvestasikan uang di reksadana, ”kalo ente nabung seratus ribu tiap bulan selama lima tahun dapetnya berapa? 6 juta. Kalo di reksadana bisa dapet 30 juta bos” ungkapnya.

Yusuf Mansur menjelaskan, bermain di reksadana memang tidak instan, butuh proses. Maka dari itu beliau menyarankan untuk berinvestasi jangka panjang, “kita mainnya 5 tahun, 10 tahun, 20 tahun”, ujarnya. Hal tersebut demi memperoleh keuntungan yang lebih banyak sehingga dapat digunakan untuk kepentingan umat.

PAM sebagai unit usaha milik Daarul Qur’an memilki tiga sistem pengelolaan sebagaimana yang disampaikan oleh, Istiqomah, public relation Paytren, yakni  reksadana Safa, Daqu, dan Falah dimana penjelasannya dapat dilihat di website PAM.