Geliat Santri Baru Pesantren Daqu Banyuwangi

0
44

Deretan mobil berjejer rapi di halaman pesantren tahfizh Daarul Qur’an Bayuwangi, Senin (23/6). Bukan tanpa sebab, karena hari itu merupakan kedatangan santri baru yang akan berjuangan menjadi penghafal Alqur’an.

Tidak hanya ditemani orang tua, para santri tersebut juga ditemani oleh sanak-keluarga lainnya. Beragam barang bawaan terlihat diturunkan dari kendaraan. Para santri tidak hanya berasal dari Banyuwangi, ada juga yang berasal dari Situbondo, Bali, Jember, Gorontalo dan Papua.

Sejak pagi seluruh asatidz pesantren dan juga ustadz Mustain selaku pengasuh sudah sibuk menyambut kedatangan 24 santri baru tersebut. Meja-meja berjajar rapi sebagai tempat registrasi, pemeriksaan berkas, pemeriksaan barang santri dan lainnya.

Sembari menunggu antrian, beberapa santri terlihat memakan  sarapan bersama keluarga dan bercengkrama. Misalnya Rizki Ramadhan santri asal Banyuwangi yang ditemani keluarganya. Juga Muhammad Farel Prasetyo, santri asal Jember yang tiba paling awal. Nuansa rindang dan hijau pepohonan pesantren menghadirkan kehangatan suasana pagi itu.

Tahun ajaran 2019/2020 ini sebagaimana disampaikan oleh  ustadz Musta’in tercatat 24 santri dan satu pindangan dari kelas VIII Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an Pusat Tangerang yang akan menimba ilmu di pesantren yang berlokasi di Dusun Gombol RT 01/01, Desa Benelan Kidul, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Bayuwangi, Jawa Timur 

“Alhamdulillah ada peningkatan berupa kesadaran masyarakat untuk menjadikan pesantren tahfizh sebagai pilihan pendidikan putra-putrinya” ujar Mustain dalam forum pertemuan asatidzdan wali santri, beliau menjelaskan visi-misi Daarul Qur’an, struktur kelembagaan, fungsi, target, fasilitas penunjang hingga kegiatan sehari-hari santri selama di pesantren.

Suasana riang sejak kedatangan berubah menjadi haru saat sore tiba saat orang tua harus kembali ke rumah masing-masing. Air mata pun terlihat membasahi wajah orang tua dan santri. Pelukan erat menjadi bekal dorongan semangat santri selama di pondok.

Pesantren ini berdiri di tanah wakaf, proses pembangunannya pun merupakan wujud bersama lembaga dan masyarakat untuk membibit para penghafal quran. Pesantren ini merupakan wujud dari cita-cita menghadirkan 100 Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an di seluruh Indonesia.