Jamaah kajian Islam bulanan PPPA Daarul Qur’an bersama Ustadz Yusuf Mansur di Masjid Istiqlal tercengang ketika mendengar nama Hamzah dipanggil. Pasalnya, ketika Ustadz Yusuf Mansur memanggil namanya, yang datang adalah seorang balita berusia 18 bulan yang digendong Muhammad Yazid (31) ayahnya.
“Ada di sini, namanya Muhammad Hamzah Dhuha juga, umurnya 18 bulan, sudah dapat indent 2025, yang mana anaknya?” tanya Ustadz Yusuf Mansur.
Muhammad Hamzah Dhuha, adalah nama lengkap balita yang membuat geger seantero Masjid Istiqlal. Hamzah, sapaannya, telah resmi didaftarkan oleh ayahnya ke Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an di usia yang masih sangat belia. Hamzah baru genap berusia 18 bulan, namun namanya sudah ada di daftar santri Tahfizh Daarul Daarul Qur’an pada tahun 2025 mendatang.
“Saya kan rutin ikut kajian ini, awalnya dari PayTren. Nah, tertarik masukin anak ke pesantren DAQU. Anak ini kan titipan Allah, mau dibawa kemana titipan ini? Saya ingin punya anak hafizh Qur’an, karena saya belum hafizh,” tutur Yazid dengan tawa ringan seusai kajian yang digelar di Masjid Istiqlal, Jakarta, Ahad (29/9)
Hamzah adalah anak pertama dari Yazid. Sejak awal Yazid berniat memasukkan seluruh anak-anaknya ke Pesantren Tahfzih Daarul Qur’an. Menurutnya, ini akan menjadi kisah menarik di masa tua kelak. Ketika dirinya sudah renta, akan ada anak-anak yang sholih dan sholihah yang menjadi bekalnya di akhirat.
Sedangkan itu, Anwar, lelaki asal Bekasi, pun mendaftarkan anak dan kemenakannya ke Pesantren Tahfzih Daarul Qur’an lewat jalur indent. Bahkan, Anwar mendaftarkan anaknya yang baru berusia 8 bulan dan kemenakannya yang berusia 3 tahun.
“InsyaAllah, saya mendaftarkan keduanya di Pesantren Tahfzih Daarul Qur’an, mohon doanya dari bapak dan ibu semua,” tutur Anwar.
Ditulis oleh Diyo Suroso, Jurnalis PPPA