LPBI NU Ajak Santri Pesantren Daqu Praktik Bercocok Tanam, Membuat Biopori, dan Kreasi Tangan

0
297

Hari kedua bersama LPBI NU di Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Ketapang, setelah sebelumnya diisi dengan sosialisasi dan motivasi bertema Pesantren Hijau, kegiatan yang berlangsung pada Sabtu, 22 Februari 2020 ini selanjutnya diisi dengan praktik.

Para santri diajak untuk bersama-sama mempraktikkan secara langsung ilmu-ilmu yang telah disampaikan oleh LPBNI NU, agar para santri tidak hanya tahu ilmunya saja, tapi juga mempraktikkan di kehidupan sehari-hari. Diawali dengan pengarahan yang bertempat di depan ruang kepala sekolah. Pengarahan ini diisi dengan pengulasan materi yang telah disampaikan pada hari sebelumnya terkait cara bercocok tanam organik.

Usai pengarahan, para santri diajak menuju keluar ruangan dan dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu bercocok tanam, membuat biopori, dan kreasi tangan.

Bercocok tanam kali ini bukan bercocok tanam seperti yang sudah dilakukan oleh para santri, tapi bercocok tanam organik. Para santri yang termasuk diajarkan bagaimana cara bercocok tanam organik yang benar. Mulai dari memasukkan tanah, menyemai bibit, hingga merawat tanaman, dan lain-lain.

Kegembiraan para santri terlihat begitu jelas di raut wajah mereka. Keseruan belajar bercocok tanam yang membuat tangan kotor bukan masalah bagi mereka.

Selain belajar penanaman dan perawatan, LPBI NU juga mengajarkan pemindahan tanaman yang sudah tumbuh. Tidak hanya itu, para santri juga diajari pemindahan tanaman yang sudah tumbuh. Di kelompok lain yang tidak kalah seru, para santri diajak untuk membuat biopori dengan menggunakan alat khusus yang sudah disiapkan oleh para pengurus LPBI NU. Alat ini dimasukkan ke dalam tanah, kemudian diputar sambil ditekan.

Para santri secara bergantian praktik membuat lubang dengan alat itu. Peluh dan letih semakin tidak terasa karena tertutupi oleh canda tawa mereka. LPBI NU membuat praktik pesantren hijau hari ini menjadi menyenangkan.

Berikutnya, dijumpai di kelompok lain yang juga tidak kalah seru. Kelompok ini diisi dengan membuat kreasi tangan dari barang-barang bekas. Kali ini barang bekas yang digunakan adalah berupa koran. Awalnya para santri mengira susah, namun setelah diajarkan, para santri menjadi bisa membuatnya.

Tidak langsung diajarkan praktik membuatnya, kegiatan ini diawali dengan memilin koran bekas. Cara memilinnya adalah dengan menyobek koran bekas menjadi panjang dan kecil-kecil, kemudian salah satu ujungnya ditahan dengan jempol kaki. Lalu sisanya diputar dengan tangan. Dalam praktik kali ini, para santri berhasil membuat gasing dan hiasan pulpen.