Prosesi Setoran Akhir Santri Putri Tahfizh Camp

0
286

Kesibukan sudah terlihat sejak usai shalat subuh di pesantren tahfizh camp putri Daarul Qur’an, Selasa (9/2). Hari itu empat santri akan melakukan prosesi setoran hafalan akhir dihadapan ustazah dan orangtua mereka masing-masing. Prosesi ini menandai selesainya setoran hafalan mereka sebanyak 30 juz.

Berbeda dengen rekannya yang lainnya, Fatimah Azzahro, Mariatul Qibtia, Laila Azizah, Asfhi Salsabila mengenakan gamis dan jilbab berwarna putih. Ada senyum ymengembang dibalik ketegangan mereka. Mulut mereka bergerak cepat berusaha mengingat hafalan yang akan mereka bacakan nanti.ustaz Hery Setiawan, pengasuh tahfizh camp, mengatakan prosesi setoran hafalan ini sengaja dibuat dengan menghadirkan wali santri untuk memberikan semangat sekaligus bisa melihat secara langsung pencapaian anak-anak mereka.

“Biar berbeda dengan suasana setoran lainnya. Kita ingin buat ini spesial dan bisa menjadi kebanggaan orangtua sendiri dengan apa yang dicapai anak mereka” ujarnya.

Prosesi pun dimulai, empat surat dari juz 27 telah dipilih oleh masing-masing santri menjadi setoran hafalan mereka yakni surat Al-Qomar yang akan dibacakan Mariatul Qibtia, surah At-Thur yang dibacakan Fatimah Az-Zahro, serta surah Ar-Rohman yang dibacakan oleh Ashfi Salsabila.

Keempatnya pun membaca surat yang dipilih secara bergiliran. Disaat mereka membaca, orangtua dan ustadzah pun menyimak bacaan masing-masing santri. Rasa gugup terlihat dari wajah mereka. Sesekali bacaan terhenti dan berlanjut seiring fokus ingatan kembali. Dibelakang para santri, orangtua menyimak dengan sesekali meneteskan air mata.

Begitu usai senyum mengembang dari para santri, tidak lama senyum tersebut bercampur tangis saat empat santri menghampiri orangtua untuk sungkeman. Tidak terasa air mata juga mengembang di santri lain yang tengah menyimak.

Tidak Mudah

Keempat santri mengaku, menyelesaikan hafalan dalam waktu kurang dari satu tahun bukanlah sebuah proses yang mudah meski mereka berada di lingkungan yang mendukung. Tantangan terbesar datang dari diri sendiri. Sebagaimana disampaikan oleh Fatimah ia mencoba menghadapi tantangan ini dengan konsep hadapi, hayati, nikmati.

“Jika fokus saja pada menghafal, jika ada susah kita hadapi bukan malah kita hindari. Lalu kita hayati kenapa Allah milih kita buat di sini dan terakhir kita nikmati alurnya dan banyak bersyukur” ujar Fatimah di depan teman-temannya.

Sementara itu Mariatul Qibtia mengaku termotivasi dengan hadits para penghafal Alqur’an adalah keluarga Allah, “Nah, saya mau jadi bagian dari keluarga Allah lewat menghafal Alqur’an”

Kesedihan pun hadir saat Laila Azizah memberikan hafalan Alquran ini buat almarhum mamanya, “Dulu mama ingin saya menjadi penghafal Alquran. Alhamdulillah kini saya menunaikan keinginan tersebut meski mama tidak bisa menyaksikan langsung. Semoga segala pahala kebaikan dari saya membaca dan menghafal Alquran mengalir untuk mama” ujarnya.

[ess_grid settings='{“entry-skin”:”1″,”layout-sizing”:”boxed”,”grid-layout”:”even”,”spacings”:”0″,”rows-unlimited”:”off”,”columns”:”3″,”rows”:”3″,”grid-animation”:”fade”,”use-spinner”:”0″}’ layers='{“custom-image”:{“00″:”19745″,”01″:”19744″,”02″:”19741″,”03″:”19740″,”04″:”19736″,”05″:”19733″},”custom-type”:{“00″:”image”,”01″:”image”,”02″:”image”,”03″:”image”,”04″:”image”,”05″:”image”,”06″:”image”},”use-skin”:{“00″:”-1″,”01″:”-1″,”02″:”-1″,”03″:”-1″,”04″:”-1″,”05″:”-1″,”06″:”-1″}}’][/ess_grid]

Cerita menarik datang dari Ashfi yang awalnya tidak yakin bisa menyelesaikan hafalan dalam 1 tahun.

“Saya sudah menelpon orangtua dan mengatakan tidak akan selesai dalam 1 tahun, tapi ketika itu ayah saya mengatakan bahwa saya jangan menghafal Quran dengan target tapi iringi dengan ketakwaan pada Allah swt, karena orang yang bertakwa selalu diberikan jalan yang tidak diduga oleh Allah swt” ujar Ashfi.

Tantangan

Ustaz Hery pun bersyukur kepada mereka yang telah berhasil menyelesaikan setoran hafalan. Tapi bukan berarti tugas mereka selesai. Kini mereka dituntut untuk memahami apa yang mereka hafal sekaligus menjaga hafalan tersebut tidak hilang.

“Kita doakan mereka istiqomah dan ini juga bisa menular ke santri lainnya” ujar ustaz Hery