Puspa Devi (40) tengah bermain dengan anak-anaknya saat ditemui di Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an, Sabtu (22/2). Hari itu ia mengantar putra keempatnya yang bernama Muhammad Azka Mujtaba, untuk mengikuti tes ujian masuk calon santri baru Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Shighor Putra, Cipondoh, Tangerang.
Tes masuk kali ini merupakan tes keempat yang dihadiri Puspa Devi guna mendampingi putranya yang keempat yang bernama Muhammad Azka Mujtaba, setelah ketiga kakaknya yang juga masih nyantri di Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Shighor Putra.
Putra pertama Puspa bernama Muhammad Rafif Affan Syabib yang saat ini telah mencapai hafalan Qur’an 18 juz pada usia kelas 6 SD. Sementara itu, putra keduanya bernama Muhammad Daffa Zhafran saat ini tengah menuju 15 juz pada usia kelas 4 SD. Juga Muhammad Atha Dzaky, putra ketiganya sudah mendapatkan 4 juz hafalan Qur’an pada usia kelas 2 SD.
“Saya memasukkan keempat putra saya di Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Shighor Putra, karena saya pingin anak-anak saya mendapat pengajaran dan pengarahan terkait ilmu agama, dibiasakan menjalankan kebaikan-kebaikan sehingga aqidah dan akhlaknya menjadi lebih baik, juga anak-anak diajak untuk memahami dan menghafalkan Al-Qur’an.”, ujar Puspa.
Puspa juga menyampaikan bahwa dengan memasukkan ketiga putranya di Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Shighor Putra, begitu pesat pencapaian hafalan Al-Qur’annya, apalagi untuk anak-anak usia dini seperti putranya.
“Tahun ini, putra kedua saya insyaallah akan ikut Wisuda Tahfizh Nasional (WTN).”, ujar Puspa.
Dijumpai juga sepasang calon wali santri asal Balikpapan yang juga tengah duduk menunggu putra pertamanya mengikuti rangkaian ujian tes masuk calon santri baru di Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Shighor Putra, Rima Maulida dan Andi Budi.
“Putra pertama kami, Damar Auliyatul Anam ini yang minta sendiri untuk masuk pesantren di usianya yang masih sangat dini.”, ujar Rima, ibu dari ananda Damar. “Saya sangat bersyukur dengan keinginan putra kami yang minta sendiri untuk masuk pesantren, biasanya kan anak usia dini seperti dia maunya dekat terus sama orangtuanya.”, lanjutnya.
Andi menyampaikan bahwa dirinya bersama istrinya ini memang berniat memasukkan putranya ke pesantren, tapi tidak saat ini meninggat usianya yang masih sangat dini. “Kami berniat masukin Damar ke pesantren, tapi nanti saat dia sudah duduk di bangku SMP, lah ya minimal. Eh, ini tapi malah dia minta sendiri untuk masuk pesantren sekarang.”, ujar Andi, ayah dari ananda Damar.
Rima dan Andi mengaku mengetahui semua informasi terkait Pesantren Daqu melalui sosial media, salahsatunya instagram.
“Ya kami sebagai orangtua akan mensupport penuh keinginan anak-anak kami, termasuk bersekolah di pesantren usia dini ini. Bismillah. Kami pasti doakan yang terbaik untuk anak-anak kami. Jauh, tidak jadi masalah buat kami.”, ujar Rima.