Rep : Dwi Makmun
Foto : Jhony/ Doc. Pesantren
Ahad, 8 November 2015 pukul 17.00 santri berbaris membuat pagar betis sejak pintu masuk pesantren hingga teras masjid An-Nabawi. Untuk menyambut kehadiran tamu istimewa sore itu. Saat tamu datang, shalawat Badar santri Daqu berkumandang dengan iringan marawis menjadi pertanda tamu spesial telah hadir.
Adalah Syeikh Tareq Al Suwaidan M.Sc., Ph.D dari Kuwait menjadi tamu pesantren Daqu Tangerang. Selain menjadi leader Kuwait Islamic Brotherhood, Syeikh yang sudah belajar di Amerika sejak usia 17 tahun ini juga salah satu tokoh dikenal oleh dunia dengan karya tulisnya salah satunya ; Ensiklopedia Yahudi
Kunjungan alumnus Penn State University Amerika ini diterima langsung oleh KH.Yusuf Mansur dan Ustadz Slamet Ibnu Syam yang menunggu di pintu gerbang Pesantren. Setibanya di Pesantren, kemudian diajak berkeliling pesantren. Acarapun berlanjut dengan sholat Maghrib berjamaah di masjid AnNabawi dengan imam KH Yusuf Mansur.
Usai sholat Maghrib dengan pengalih bahasa Ustadz Slamet Ibnu Syam pengasuh Pesantren Daqu Tangerang. Ulama yang pernah belajar dan tinggal di negeri Paman Sam selama 22 tahun ini tidak ingin menyampaikan hal yang berkaitan dengan agama karena menurut beliau itu sudah biasa diterima oleh para santri. Karena yang dihadapi adalah santri usia muda belia maka beliaupun memberikan satu cerita yang diambil dari salah satu buku karya beliau yang bercerita tentang negeri Andalusia.
Dikisahkan tentang Ahmad Ibn Abi Amr anak muda yang pekerjaannya sebagai pengantar barang dengan keledai. Kepada kedua temannya yang sama-sama tinggal di sebuah gubuk, Ahmad mengatakan bahwa ia ingin menjadi khalifah atau pemimpin di Andalusia. Kedua temannya mentertawakan dan mengatakan jangan mimpi.
Apapun yang dikatakan kedua temannya, Ahmad ngga peduli. Dia kemudian meninggalkan pekerjaannya dan mendaftar sebagai Polisi. Karena imannya, kegigihannya, kejujurannya dan karena kepandaian yang dimilikinya, Ahmadpun menjadi seorang Khalifah di negeri Andalusia.
Santri sangat antusias mendengar cerita, yang memberi motivasi bahwa sebagai generasi penerus harus punya mimpi atau keinginan tertinggi, berani mengubah diri untuk berusaha keras dan tetap menjaga iman kepada Allah. Karena menurut Dr Tareq seorang peminpin dalam Islam harus memiliki tiga unsur. Pertama Iman Kedua Kepandaian dan Ketiga Keberanian
Sebelum pamit pulang, KH Yusuf Mansur memberikan kenang-kenangan berupa miniatur Masjid AnNabawi Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an Ketapang Tangerang sekaligus mohon doa agar Daarul Quran mampu melahirkan banyak pemimpin yang hafal AlQuran. (Ed: HIS)