Catatan Dari Cikereteg

0
21

Selasa, 30 April 2019, genap sudah 20 hari, kami santri akhir pesantren tahfidz Daarul Qur’an “dikurung” di Villa Salak Antanan untuk bercengkrama dan berdekatan kembali dengan Alquran. Sejak tanggal 10 April yang lalu, kami diharuskan untuk mengejar target kami masing-masing. Bagi yang belum selesai 30 juz, dituntut untuk menyelesaikan hafalannya. Sementara bagi yang sudah “khatam” 30 juz, diharuskan untuk melancarkan hafalannya.

30 juz dalam 20 hari? Emang bisa? Mungkin terdengar dan terlihat mustahil. Awalnya, kami juga merasa seperti itu. Karena dari golongan orang yang belum selesai tersebut, ada yang masih 20 juz, 15 juz, 8 juz, bahkan ada yang masih memiliki hafalan 3 juz. But, “There’s nothing impossible in this world”. Dengan berdoa sungguh-sungguh dan usaha yang maksimal, kami berhasil menyelesaikan hafalan kami.

Dengan semangat membara dan juga optimisme yang tinggi, kami menyingkirkan seluruh pikiran negatif kami dan mengubahnya menjadi motivasi yang menjadi penyemangat di saat rasa bosan menyerang. Adapun jika kami tidak bisa menyingkirkan rasa bosan itu sendiri, akan selalu ada teman seperjuangan dan juga guru panutan kami yang siap untuk memberikan semangat dan juga motivasi tambahan bagi kami. Selain itu, ada juga orangtua kami yang selalu memberikan semangat dan juga doa nya secara tidak langsung.

Tercatat, ada sekitar 169 santri, dari total 175 santri akhir yang sudah menyelesaikan hafalan nya di hari terakhir karantina kami kemarin. Tentu saja, itu semua kami dapatkan dengan usaha dan juga doa yang tidak ada henti-hentinya. Karena, Allah telah berfirman di dalam Al-Qur’an “Berdoalah kepadaku, maka akan aku kabulkan (doa Tersebut) “.

Namun, doa tanpa usaha sama saja dengan omong kosong yang tiada artinya. Karena di ayat yang lain, Allah berfirman bahwa Allah tidak akan mengubah suatu kaum, sampai ia (kaum tersebut) mengubah dirinya sendiri. Berarti Allah nggak ngabulin doa kita dong? Bukan. Bukan Allah tidak mengabulkan doa kita. Tapi, Allah ingin melihat. Apakah hamba yang berdoa kepadanya itu sungguh-sungguh dalam mencapai doa tersebut atau malah sebaliknya. Jika memang manusia tersebut bersungguh-sungguh dalam mencapai apa yang ia pintakan tersebut, maka Allah akan mempermudah jalannya menuju apa yang ia pintakan tersebut.

Maka dari itu, kami dengan bermodalkan semua itu, mulai menghafal Alquran dengan sungguh-sungguh. Karena kami percaya, bahwa Allah akan selalu memudahkan kami dalam menghafal kitabnya. “Dan sesungguhnya, kami telah memudahkan Alquran sebagai pengingat. Maka, adakah (dari kalian) yang mau mengambil pelajaran” (QS: Al-Qomar: 17)

Ditulis oleh: Arif M. Alkhan, Alumni Pesantren Daqu