Santri Daqu Mengenal Ragam Budaya China

0
40

Manusia diciptakan berbeda suku dan budaya untuk saling mengenal. Dengan saling mengenal dan menjalin komunikasi maka akan tercipta harmoni dalam hubungan manusia. Pesan itulah yang ingin disampaikan dalam kunjungan Pusat Bahasa Mandarin Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) ke Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an, Kamis (18/7).

Kunjungan ini merupakan rangkaian acara “Roadshow ke Sekolah Menengah”, selain untuk mempromosikan jurusan mandarin yang ada di UAI, acara ini juga ingin mengenalkan ragam budaya tradisional China ke pelajar-pelajar menengah di Indonesia.

Berlangsung di area Taman Jamblang, kegiatan berlangsung santai tanpa mengurangi keseriusan para santri menyimak materi dari tamu undangan. Sebelumnya rombongan acara disambut di rumah ustadz Ahmad Jamil untuk sekedar beramah tamah dan santap siang.

Mengawali kegiatan, ustadz Ahmad Jamil mengatakan Daarul Qur’an memiliki mimpi berada di lima benua. Maka kegiatan ini menjadi penting untuk mempelajari budaya China sebelum nantinya, dengan ijin Allah, Daarul Qur’an bisa membuka pusat pendidikan di China.

Setelah itu dilanjutkan dengan sambutan yang disampaikan langsung oleh Xiao Xiangzhong, kepala Pusat Bahasa Mandarin UAI, yang menjelaskan komunikasi menjadi penting bagi hubungan antar manusia yang beda kebudayan, dimana dengan komunikasi itu manusia saling mengenal dan memahami.

Setelah itu kegiatan dilanjutkan dengan penampilan mahasiswa UAI yang menyanyikan lagu mandarin berjudul “Wo duo xihuan ni nihui zhi dao” yang berarti saya menyukaimu dan kamu akan tahu. Lagu dengan tema persahabatan ini pun disambut gembira oleh para santri yang mengikuti iringan dengan bertepuk tangan. Lalu juga ada penampilan Taijiquan, seni beladiri Tiongkok yang fokus utama lebih ke arah mengatur pernapasan, yang diiringi alunan irama yang keluar dari Hulusi, alat musik tradisional China yang berasal dari kayu dan dimainkan dengan cara ditiup.

Setelahnya para santri dibagi dalam empat kelompok dimana masing-masing kelompok akan dikenalkan dengan seni budaya China yaitu: melukis dengan meniup tinta, menggambar topeng opera, kaligrafi dan menggunting kertas. Para santri pun mengikuti dengan antusias kegiatan ini.

Lai Xiaoyu, dosen yang mendampingi, mengatakan sangat senang dengan kunjungan ke Daarul Qur’an. Ia melihat para santri begitu cerdas dan mudah mengikuti arahan serta antusias dengan kebudayaan china. Ia juga mengatakan siap mengajari para santri untuk belajar bahasa mandarin.

Diakhir acara santri Daqu menampilkan beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti berupa rampak bedug, pencak silat dan persada.